Candinata.desa.id – Instrumen nada kian ramai disaat malam memasuki waktu din hari.Jam menunjukan pukul 01.00 WIB , Keramain nada perkusi ala desa candinata semakin terasa gaduh namun asyik dinikmati.Laras suara bedug,atau dengan ember,jerigen dan alat yang bisa menimbulkan suara dug dug dug… kemudian botol beling yang bersuarakn thing thing, kentongan bambu yang menimbulkan suara Thok thok thok… dan juga koin seng/kaleng yang menimbulkan suara icrik icrik.
Semua paduan musikalisasi tersebut kita namkan Ladrag.Ladrag adalah bunyi-bunyian yang di timbulkan dari suara pukulan kentongan,bedug atau jerigen dan sejenisnya, botol beling bekas, serta kaleng bekas.Musik Ladrag ini di bunyikan di malam-malam bulan ramadhan sebagai penanda untuk segera bangun malam menunaikan ibadah malam dan menyiapkan diri untuk santap sahur.
Paduan nada dari alat-alat sederhana khas desa Candinta ini biasanya di mainkan oleh beberapa kelompok anak-anak remaja.Idealnya kelompok remaja masjid atau mushola.Setiap masjid dan mushola yang ada di desa Candinata umumnya memiliki satu kelompok yanh bisa beranggotakan antara 3 anak samapi belasan anak remaja.jika dalam satu masjid memiliki anggota remaja masjid/mushola terlaku banyak maka mereka akan membagai menjadi 2 atau 3 kelompok.
Kelompok-kelompok remaja tersebut berkeliling ke jalan-jalan dan gang-gang sekitar wilayah desa.Umumnya hanya sekitar wulayaj dusun atau sekitaran masjid.Namun bagi mereka yang kuat sevara fisik bisa berkeliling sampai ke dusun sebelah.Dengan keasyikan memadu tabuhan musik mereka tetap senang dan kompak untuk menghasilkan melodi indah perkusi malam ramadhan.
Perkusi ramadhan ini sudah ada dari jaman dahulu.Warisan budaya lokal desa ini sangat membantu sekali bagi warga masyarakat desa candinata.Ni Samini 63 Tahun mengaku dirinya sangat terbantu dnegan adanya ladrag ,sehingga ni samini akan paham betul jam berapa ia bangun dan mempersiapkan segala kebutuhan ibabadah makan sahur untuk keluarganya.
Pokoke ya inyong seneng lan setuju ana ladarag bocah-bocahan.Ladrag kuwe uwis ana sembarang gemiyen banged, sembarang inyong cilik ya ladrag uwis ana.dadi nyong melu seneng warisan ladrag kuwe esih ana.lan semoga ladrag tetep esih ana tekan kapan baen.(nie samini*)
Pokoknya saya senang sekali dan setuju dengan adanya musik ladrag sebagai perkusi malam ramadhan yang di adakan oleh anak-anak remaja sekarang ini.Musik ladrag sebagai perkusi malam ramadhan iru sudah ada semenkak jaman dahulu bahkan semenjak saya kecil pun musik ladrag perkusi ramadhan ink sudah ada.Jadi saya senang sekali warisan budaya khas desa ini masih tetap terjaga sampai saat ini.Dan semoga musik ladrag perkusi ramadhan ini tetap eksis sampai kapanpun.
Dalam kesempatan lainya Mas Zaenal Ahwan (22) menyampaikan kepada redaksi candinata.desa.id. kami ini adalah anak desa yang akam tetap menjaga tradisi desa Candinata.Saya dan teman-teman mengadakan ladrag sebagai perkusi malam ramadhan ini diniati sebagai ibadah.Dengan cara membangunkan orang-orang untuk melaksanakan ibadah malam baik iru sholat malam,tadarus al-qur’an maupun bagi para ibu-ibu untuk segera mempersiapkan masakan untuk santap sahur.(zaen_24)*